AS Tangguhkan Visa Pelajar: Apa Risikonya bagi Dunia dan Dirinya Sendiri?

 Pengkaji:

  • Fania Ajani 
Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan tinggi terbaik di dunia. Terdapat 3.931 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayahnya, termasuk universitas-universitas ternama seperti Harvard, MIT, Stanford, hingga UCLA yang secara konsisten menempati peringkat teratas dalam daftar universitas terbaik versi QS World University Rankings maupun Times Higher Education.

Dengan kualitas akademik yang unggul, fasilitas riset bertaraf internasional, serta lingkungan multikultural yang mendukung perkembangan intelektual dan profesional, menjadikan negeri Paman Sam ini incaran utama mahasiswa global dalam mengejar pendidikan tinggi. Menurut data Institute of International Education (IIE), saat ini hampir satu juta mahasiswa internasional tepatnya 948.519 orang memilih menimba ilmu di negara ini.

Namun, daya tarik tersebut baru-baru ini terguncang oleh kebijakan mengejutkan dari Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Pada Jumat, 30 Mei 2025, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, secara resmi mengumumkan penangguhan sementara proses pengajuan visa pelajar dan visa pertukaran yang mencakup kategori F, M, dan J. Keputusan ini sontak mengguncang komunitas pendidikan internasional, karena berdampak langsung pada ribuan mahasiswa asing yang tengah menempuh studi ataupun berencana berangkat ke AS, termasuk dari Indonesia. Dalam pernyataannya, Rubio tidak menyebutkan secara spesifik berapa lama kebijakan ini akan berlangsung, namun menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari evaluasi kebijakan imigrasi dan keamanan nasional yang tengah dilakukan pemerintah AS.

Lantas, apa alasan di balik penangguhan visa pelajar ini dan bagaimana dampaknya bagi dunia?

Penangguhan sementara visa pelajar oleh Pemerintah Amerika Serikat merupakan bagian dari kebijakan keamanan nasional yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Langkah ini diambil sebagai upaya memperkuat pertahanan dalam negeri terhadap potensi ancaman luar yang dianggap membahayakan stabilitas nasional. Salah satu alasan utama di balik kebijakan ini adalah kekhawatiran terhadap aktivitas politik dan penggunaan media sosial oleh para pemohon visa. Pemerintah AS menyatakan akan melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap media sosial pelamar untuk mendeteksi indikasi aktivitas yang dapat membahayakan keamanan negara. 

Sejumlah analis menilai bahwa kebijakan ini berkaitan dengan dua isu utama. Pertama, kekhawatiran pemerintah AS terhadap kemungkinan dukungan terhadap aktivitas terorisme yang terindikasi melalui unggahan media sosial para pelajarKedua kebijakan ini dianggap sebagai respons terhadap gelombang demonstrasi pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di Amerika Serikat. Situasi ini memuncak setelah Presiden Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa internasional.

Dampak Langsung Terhadap Mahasiswa Internasional

Kebijakan penangguhan visa oleh Pemerintah Amerika Serikat membawa dampak besar bagi ribuan mahasiswa internasional, termasuk pelajar Indonesia yang sedang atau akan melanjutkan studi di negara tersebut. Kebijakan ini berisiko menggagalkan rencana akademik banyak mahasiswa asing yang telah menginvestasikan waktu, biaya, dan tenaga untuk studi di AS. Sebagai contoh, di Universitas Harvard saja tercatat sekitar 6.800 mahasiswa internasional mendaftar untuk tahun akademik 2025–2026, mencakup 27% dari total mahasiswa. Penangguhan visa ini memaksa banyak dari mereka untuk mempertimbangkan kembali masa depan pendidikannya. Tanpa kepastian durasi dan rincian pelaksanaan kebijakan ini, para calon mahasiswa dihadapkan pada situasi yang tidak menentu. Mereka harus mulai mempertimbangkan pilihan alternatif, termasuk pindah ke negara lain yang lebih terbuka terhadap mahasiswa internasional.

Kerugian Ekonomi yang Mengintai AS

Mahasiswa internasional bukan hanya sekadar pelajar, melainkan juga kontributor besar bagi perekonomian Amerika Serikat. Berdasarkan data tahun akademik 2023–2024, lebih dari 1,1 juta mahasiswa internasional telah memberikan sumbangan sebesar 44 miliar dolar AS kepada perekonomian nasional. Tak hanya itu, keberadaan mereka juga mendukung sekitar 378 ribu lapangan pekerjaan, termasuk di sektor pendidikan, perumahan, transportasi, dan konsumsi lokal. Penangguhan sementara visa pelajar dapat menyebabkan penurunan drastis dalam penerimaan mahasiswa asing ke AS. Jika kondisi ini berlangsung lama, potensi kerugian ekonomi akan sangat besar, baik bagi kampus, bisnis lokal, hingga sistem ketenagakerjaan yang bergantung pada kehadiran mahasiswa internasional. Banyak universitas, terutama yang bergantung pada tuition fee dari pelajar luar negeri, kemungkinan akan menghadapi tantangan finansial serius. Negara-negara pesaing seperti Kanada, Australia, dan Inggris juga dapat mengambil alih arus mahasiswa global, membuat AS kehilangan posisi dominannya dalam peta pendidikan internasional. Dengan demikian, kebijakan penangguhan visa pelajar tidak hanya berdampak pada sektor pendidikan, tetapi juga berisiko mengganggu stabilitas ekonomi lokal dan nasional secara keseluruhan.

Respons Pemerintah Indonesia terhadap Mahasiswa yang Terdampak

Kebijakan penangguhan visa pelajar oleh Pemerintah Amerika Serikat memicu respons cepat dari Pemerintah Indonesia. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Stella Christy, mengeluarkan imbauan penting bagi mahasiswa Indonesia yang sudah berada di Amerika Serikat dengan visa F, M, atau J. Dalam pernyataan resminya melalui kanal YouTube Kemendiktisaintek pada Jumat, 30 Mei 2025, ia menyarankan agar mahasiswa tidak melakukan perjalanan keluar wilayah Amerika Serikat hingga situasi visa menjadi lebih jelas. Bagi para pelajar yang baru menerima letter of acceptance (LoA) dan beasiswa dari Kemendikti Scientech, pemerintah sedang mengambil langkah-langkah strategis agar rencana studi mereka tidak terhambat. Dua pendekatan utama yang sedang dijajaki adalah:
  1. Transfer studi ke universitas-universitas unggulan di negara mitra selain Amerika Serikat.
  2. Penyediaan opsi lanjutan pendidikan di kampus-kampus terbaik dalam negeri, sebagai alternatif jika keberangkatan ke AS tidak memungkinkan dalam waktu dekat.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, saat ini tengah memimpin koordinasi lintas sektor untuk menjamin agar tidak ada pelajar Indonesia yang kehilangan kesempatan pendidikan akibat kebijakan ini. Pemerintah juga memastikan bahwa jalur komunikasi dan bantuan akan segera dibuka dan dapat diakses oleh seluruh penerima beasiswa serta pelajar yang terdampak. Perlu diketahui, pada tahun akademik 2023–2024, sebanyak 8.348 mahasiswa asal Indonesia kuliah di Amerika Serikat. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai pengirim pelajar internasional terbanyak kedua di kawasan ASEAN, dan menempati peringkat ke-23 secara global. 

Hal ini menunjukkan betapa besar ketergantungan dan antusiasme pelajar Indonesia terhadap pendidikan tinggi di Amerika, sehingga kebijakan ini berdampak cukup luas bagi masa depan pendidikan anak bangsa.

Prediksi dan Langkah Ke Depan

Departemen Luar Negeri AS telah mengisyaratkan bahwa penangguhan proses visa bagi mahasiswa internasional bersifat sementara dan kemungkinan akan diselesaikan lebih cepat dari yang dibayangkan. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, mendorong calon mahasiswa untuk tetap mencoba mendapatkan jadwal wawancara visa dan rutin memeriksa pembaruan informasi resmi.  Meskipun demikian, belum ada kepastian mengenai kapan penangguhan ini akan dicabut sepenuhnya. Kebijakan ini merupakan bagian dari serangkaian langkah pemerintahan Presiden Donald Trump dalam bidang pendidikan dan imigrasi, termasuk pencabutan ribuan visa dan upaya untuk melarang universitas tertentu menerima mahasiswa internasional.

Dalam menghadapi situasi ini, mahasiswa internasional sebaiknya tetap aktif mencari informasi resmi, khususnya melalui situs kedutaan besar dan konsulat AS untuk mengetahui pembaruan jadwal wawancara visa. Selain itu, penting untuk menjaga jejak digital, karena aktivitas di media sosial kini turut menjadi pertimbangan dalam proses imigrasi. Sebagai langkah antisipatif, mahasiswa juga disarankan menyiapkan rencana alternatif, seperti mempertimbangkan studi di negara lain yang lebih terbuka bagi pelajar asing.

Refleksi dan Harapan

Kebijakan penangguhan visa pelajar oleh Amerika Serikat menjadi pengingat penting akan perlunya keseimbangan antara upaya menjaga keamanan nasional dan menjamin akses terhadap pendidikan yang inklusif. Dunia pendidikan tidak bisa dilepaskan dari semangat kolaborasi lintas batas negara. Ketika akses tersebut dibatasi, bukan hanya individu yang terdampak, tetapi juga kualitas pertukaran ilmu pengetahuan global. Harapan besar tertuju pada pencabutan kebijakan ini dalam waktu dekat, agar roda pendidikan internasional dapat kembali bergerak dinamis dan saling memperkuat. Pendidikan seharusnya menjadi jembatan, bukan penghalang. Sebagai ruang aman bagi para pencari ilmu, bukan medan ketegangan kebijakan.
Bagi calon mahasiswa internasional, tetaplah optimis dan adaptif. Dunia tidak berhenti hanya di satu negara. Teruslah mencari peluang, perluas jaringan, dan percayalah bahwa semangat belajar akan selalu menemukan jalannya. Masa depan tetap terbuka bagi mereka yang gigih mengejarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Zola. (2025, 7 Mei). 10 Kampus Primadona di Amerika Serikat yang jadi Favorit Pelajar. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.ultimateducation.co.id/10-kampus-primadona-di-amerika-serikat-yang-jadi-favorit-pelajar

Educations. (2024, 30 Juli). Jelajahi Pendidikan Tinggi di Amerika Serikat. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.id.educations.com/articles-and-advice/explore-higher-education-in-the-united-states-22266

Ilmastuti, Eky. (2025, 08 April). Mengenal Sistem Pendidikan Tinggi di Amerika Serikat. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.hotcourses.co.id/study-in-usa/university-applications/about-usa-institutions/

Salsabila, Hanifah. (2024, 16 Juli). 7 Negara ini Tampung Lebih dari 300 Ribu Mahasiswa Internasional. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://data.goodstats.id/statistic/7-negara-ini-tampung-lebih-dari-300-ribu-mahasiswa-internasional-FB0kQ

Karlina, Ana. (2025, 01 Juni). Visa Pelajar AS Ditangguhkan, Kemendiktisaintek Siapkan Solusi. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.kompasiana.com/anakarlina2909/683c3bc934777c18d625d142/visa-pelajar-as-ditangguhkan-kemendiktisaintek-siapkan-solusi

Nababan, Helena Fransisca. (2025, 28 Mei). AS Hentikan Sementara Wawancara Pemohon Visa Belajar, Medsos Pelamar Akan Diperiksa. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.kompas.id/artikel/as-hentikan-sementara-wawancara-permohonan-visa-belajar-akan-periksa-medsos-pelamar?open_from=Baca_Juga_Card

Jeyaretnam, Miranda. (2025, 28 Mei). Why the Trump Administration Is Pausing New Student Visa Interviews at Embassies Across the World. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://time.com/7289060/us-student-visa-interviews-paused-embassies-trump-social-media-vetting/

Ramadhan, Gilang. (2025, 30 Mei). Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Dampak Kebijakan Visa Pelajar AS, Waspada Dipulangkan. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.kompas.tv/pendidikan/596588/pemerintah-siapkan-langkah-antisipasi-dampak-kebijakan-visa-pelajar-as-waspada-dipulangkan

Anggriawan, Fiddy. (2025, 29 Mei). Trump Tangguhkan Visa, Wamen Stella Beber Nasib Studi Pelajar RI ke AS. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://nawabineka.com/trump-tangguhkan-visa-wamen-stella-beber-nasib-studi-pelajar-ri-ke-as/

Banyumas Ekspres. (2025, 31 Mei). Amerika Serikat Tangguhkan Proses Visa Pelajar, Harvard Dilarang Terima Mahasiswa Asing. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://banyumasekspres.id/amerika-serikat-tangguhkan-proses-visa-pelajar-harvard-dilarang-terima-mahasiswa-asing/

Rachman, Meysha Fatina. (2025, 25 Mei). Trump dan Harvard: Larangan Mengenai Mahasiswa Asing dan Sistem Pendidikan. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://www.tempo.co/internasional/trump-dan-harvard-larangan-mengenai-mahasiswa-asing-dan-sistem-pendidikan-1543785

Ernowo, Pasha Yudha. (2025, 31 Mei). Amerika Serikat Tangguhkan Sementara Visa Pelajar, Kemendiktisaintek Siapkan Solusi Strategis. Diakses pada 02 Juni 2025 dari https://indonesia.go.id/kategori/sosial-budaya/9445/amerika-serikat-tangguhkan-sementara-visa-pelajar-kemendiktisaintek-siapkan-solusi-strategis?lang=1

Komentar