Pengkaji:
- Syakirah Athiyyah Fitri
Berdasarkan laporan The Express Tribune pada Selasa 15 April 2025, harga emas batangan di pasar global telah mencapai 113,9 dolar Amerika atau sekitar Rp1.919.908 (berdasarkan kurs saat ini) untuk setiap gramnya. Sementara itu di Indonesia, kenaikan harga emas global berdampak pada pasar domestik. Tercatat pada Kamis 17 April 2025, harga emas domestik tembus di angka Rp. 2,04 juta per gram. Situasi ini membuat emas semakin diminati sebagai sarana investasi oleh masyarakat, khususnya dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi dunia (Kartika Dewi et al., 2025)
Penyebab Lonjakan Harga Emas di Tahun 2025
- Kebijakan Tarif Impor Trump. Menurut Financial Express, salah satu pemicu utama kenaikan harga emas di tahun 2025 adalah kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Trump. Kebijakan tersebut menciptakan ketidakpastian tinggi dalam ekonomi global dan meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi, terutama di Amerika Serikat. Selain itu, hubungan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memburuk mendorong lebih banyak orang beralih ke emas.
- Meningkatnya Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah dan Eropa. Ketegangan meningkat di Timur Tengah seiring Amerika Serikat menyampaikan ultimatum kepada Iran mengenai kerja sama dalam isu nuklir. Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan jika Iran menolak kerja sama, kemungkinan akan direspons dengan serangan militer terhadap negara tersebut yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat. Situasi yang memanas ini menyebabkan para investor beralih mencari investasi yang lebih aman, dengan emas sebagai pilihan utama karena sifatnya yang safe haven. Sementara itu di Eropa, meskipun perjanjian perdamaian telah terjalin antara Rusia dan Ukraina, Ibrahim mengindikasikan adanya dua negara Eropa yang bersiap mengirimkan persenjataan dan pasukan untuk mendukung Ukraina. Jika hal ini terjadi, dapat membuat perang kembali pecah, yang kemudian menjadikan posisi emas sebagai aset perlindungan nilai yang diminati (Shabrina, 2025).
- Kebijakan Moneter The Fed. Bank sentral Amerika Serikat yaitu The Fed atau Federal Reserve di sepanjang sisa tahun 2025 ini akan lebih banyak menurunkan suku bunga acuannya seiring dengan menurunnya tingkat inflasi di Amerika Serikat. Penurunan suku bunga oleh The Fed mendorong kenaikan harga emas, karena investasi dalam bentuk mata uang dolar tidak menarik lagi. Tujuannya adalah untuk melindungi nilai kekayaan dari depresiasi (Ignacio, 2025)
- Permintaan dan Penawaran Emas. Seperti komoditas lainnya, hukum permintaan (demand) dan hukum penawaran (supply) juga berlaku untuk emas. Kenaikan harga emas terjadi ketika permintaannya melampaui penawaran. Sebaliknya, harga emas akan turun saat penawaran melampaui permintaan. Berbeda dengan mata uang yang cenderung kehilangan nilai ketika penawarannya bertambah. Emas memiliki nilai yang relatif stabil.
Dampak Kenaikan Harga Emas
Kenaikan harga emas di tahun 2025 memberikan dampak yang beragam bagi masyarakat Indonesia, ini tergantung pada posisi ekonomi dan pola konsumsi masing-masing kelompok masyarakat. Lonjakan harga emas sering kali memberikan keuntungan jangka pendek bagi para pemilik emas atau investor.
Mereka yang terlebih dulu menanamkan modal pada emas sebelum harga naik akan berpotensi meraup keuntungan dengan menjualnya saat nilai emas tinggi. Namun, bagi masyarakat yang berkecukupan atau menengah ke bawah, kenaikan harga emas cenderung memberikan efek negatif. Hal ini akan menurunkan daya beli masyarakat yang tidak memiliki emas sebagai aset.
Kenaikan harga emas juga memberi tekanan pada tingkat konsumsi masyarakat dan laju inflasi, karena harga emas dan produk turunan emas di dalam negeri cenderung meningkat, sehingga dapat mengurangi daya beli masyarakat dan memicu inflasi di sektor non pangan.
Dari sisi ekonomi makro, kenaikan harga emas akan mempengaruhi sektor industri yang bergantung pada emas sebagai bahan baku, seperti perhiasan dan elektronik. Harga emas yang tinggi membuat biaya produksi perusahaan tersebut meningkat, untuk mempertahankan margin keuntungan, mereka mungkin akan menaikkan harga jual produk, sehingga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan permintaan di pasar menjadi menurun.
Bagi perekonomian, kenaikan harga emas memberikan dampak positif yang cukup signifikan dalam mendorong nilai ekspor dan surplus perdagangan di Indonesia. Hal ini karena berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2023 total produksi emas di Indonesia tercatat sekitar 90 ton dengan nilai ekspor emas batangan mencapai sekitar 5,7 miliar dolar Amerika Serikat. Sektor pertambangan juga menyumbang kurang lebih 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dengan emas sebagai salah satu kontribusi dalam kelompok mineral logam.
Walaupun volume produksi emas tidak mengalami lonjakan, kenaikan harga mampu meningkatkan nilai ekspor yang pada akhirnya memperkuat neraca perdagangan, mendukung penguatan nilai tukar rupiah, dan menambah cadangan devisa negara. Sebagai contoh, pada tahun 2024, ekspor emas Indonesia naik 18% meskipun volumenya hanya naik 3% berkat kenaikan harga internasional. Selain itu kenaikan harga emas juga akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan daerah dan pusat. Daerah penghasil emas seperti Papua dan Sulawesi Utara memperoleh tambahan pendapatan dari royalti atas komoditas emas, sehingga terdapat peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan. Meskipun begitu, kenaikan harga emas juga akan menimbulkan tantangan bagi perekonomian. Salah satunya adalah potensi gangguan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Kenaikan harga emas yang terjadi saat ketidakpastian global membuat investor meningkatkan permintaan mereka ke emas sebagai safe haven. Dana yang seharusnya dialirkan ke investasi produktif malah beralih ke logam mulia, hal ini dikarenakan penurunan kepercayaan terhadap pasar modal.
Dampak negatif dari melonjaknya harga emas menciptakan distorsi terhadap arah investasi. Ketika masyarakat dan pelaku usaha lebih memilih menyimpan kekayaan dalam bentuk emas ketimbang mengalokasikannya ke sektor produktif seperti UMKM atau industri, akan menurunkan investasi riil jangka panjang (Akbar, 2025). Pada tahun 2025 ini, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh sekitar 5,0-5,2% (Memasuki Tahun 2025, Perekonomian Nasional Diproyeksikan Tetap Terjaga, 2025).
Walaupun secara makro ekonomi masih tumbuh positif, tekanan inflasi dan kenaikan biaya hidup membuat banyak masyarakat, terutama kelas menengah dan bawah mengalami kesulitan ekonomi. Dengan adanya kenaikan harga emas, hanya akan memperkuat kekayaan sebagian kecil masyarakat pemilik emas, sementara mayoritas rakyat yang tidak memiliki emas akan berdampak kepada penurunan daya beli.
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah melalui Bank Indonesia sebagai bank sentral dan Kementerian Keuangan telah menerapkan beberapa langkah strategis untuk menghadapi kenaikan harga emas. Strategi yang dilakukan adalah penyesuaian kebijakan suku bunga Bank Indonesia agar tetap kompetitif serta menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Bank Indonesia menaikkan BI rate menjadi 6,25% pada kuartal I 2025 sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang sempat melemah akibat ketegangan global. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga volatilitas rupiah tetap terkendali, serta melakukan operasi moneter untuk menyerap akses likuiditas dan menjaga inflasi tetap dalam target 2,5%.
Selanjutnya dalam hal cadangan devisa, pemerintah meningkatkan diversifikasi aset, termasuk peningkatan kepemilikan emas oleh Bank Indonesia dengan mulai menambah emas sebagai bagian dari cadangan devisa yang awalnya pada 2023 sebesar 3% menjadi 5% pada 2025. Selain itu, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan PT ANTAM, PT Pegadaian, dan PT Bappebti untuk pembentukan basis logam mulia digital sebagai instrumen moneter. Bank Indonesia juga mempertimbangkan pembentukan ”Digital Gold Reserve” sebagai instrumen lindung nilai nasional.
Jika dikelola dengan kebijakan yang tepat, kenaikan harga emas akan menjadi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, dan investasi. Hasil penelitian dari World Gold Council pada 2024 menunjukkan bahwa kenaikan harga emas sebesar 10% dapat meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) negara pengeskpor sebesar 0,3% jika kebijakan fiskalnya mendukung. Sebaliknya, apabila kenaikan harga emas disikapi tanpa pengelolaan kebijakan yang tepat, lonjakan harga emas akan menjadi sumber ketidakstabilan makro ekonomi dan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu koordinasi antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan investasi menjadi kunci dalam merespons fluktuasi harga emas global.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, L. (2025). Dampak Kenaikan Harga Emas terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional. ANTARA. https://www.antaranews.com/berita/4777909/dampak-kenaikan-harga-emas-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-nasional
Ignacio, G. O. (2025). Kenapa Harga Emas Naik Terus? Ini 5 Penyebabnya. DetikFinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7873003/kenapa-harga-emas-naik-terus-ini-5-penyebabnya
Kartika Dewi, R., & Sapto Adhi, I. (2025). Kenapa Harga Emas Terus Naik di 2025? Ternyata Ini Penyebabnya. Kompas.Com. https://www.kompas.com/tren/read/2025/04/16/200000565/kenapa-harga-emas-terus-naik-di-2025-ternyata-ini-penyebabnya?page=all
Memasuki Tahun 2025, Perekonomian Nasional Diproyeksikan Tetap Terjaga. (2025). KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA. https://ekon.go.id/publikasi/detail/6133/memasuki-tahun-2025-perekonomian-nasional-diproyeksikan-tetap-terjaga
OJK. (2025). Outlook Ekonomi dan Keuangan di Tahun 2025. OJK Institute. https://institute.ojk.go.id/ojk-institute/id/capacitybuilding/upcoming/4588/outlook-ekonomi-dan-keuangan-di-tahun-2025#:~:text=Memasuki%20tahun%202025%2C%20World%20Bank,investasi%20pada%20sektor%2Dsektor%20strategis.
Setiawanto, Budi., & Akbar, Lucky. (2025). Kenaikan harga emas. Diakses pada 18 April 2025 dari https://megapolitan.antaranews.com/berita/388373/kenaikan-harga-emas
Shabrina, D. (2025). Harga Emas Melesat, Pengamat: Ancaman Geopolitik dan Perang Dagang Jadi Pemicu. Tempo. https://www.tempo.co/ekonomi/harga-emas-melesat-pengamat-ancaman-geopolitik-dan-perang-dagang-jadi-pemicu-1227150
Wijayanto, N. (2025). Perbandingan Harga Emas Antam April 2024 vs April 2025, Melesat Nyaris 46% dalam Setahun. Sindo News. https://ekbis.sindonews.com/read/1555115/178/perbandingan-harga-emas-antam-april-2024-vs-april-2025-melesat-nyaris-46-dalam-setahun-1744628651
Komentar
Posting Komentar